Jumat, 25 November 2016

review jurnal

sektor jasa banyak membantu perekonomian indonesia selama masa pemulihan paska krisis keuangan di asia, dengan waktu yang terhitung cepat pangsa jasa dapat mempengaruhi hampir setengah persen PBD. produktivitas tenaga kerja pada sektor jasa lebih rendah dibanding sektor manufaktur, namun output dari layanan masyarakat sosial dan swasta tumbuh dengan pesat.
nilai absolut dari tahun 2000an hingga saat ini semakin meningkat baik dari segi ekspor maupun impor, dan yang terutama dari katagori tranportasi. perjalanan dan layanan bisnis jumlah lapangan pekerjaan faktor jasa menciptakan pekerjaan yang besar pada segi ekspor dibanding sektor manufaktur. penghapusan beberapa hambatan terhadap persaingan asing dalam negeri di sektor jasa kemungkinan besar memberi keuntungan besar bagi para investor yang berkecimbung didalamnya.

Senin, 07 November 2016

GREEN MARKETING

GREEN MARKETING

A.    PENGERTIAN GREEN MARKETING
Green Marketing adalah suatu proses pemasaran dan produksi barang atau jasa yang lebih mengutamakan keramahan terhadap lingkungan. Green Marketing sebaiknya dilakukan oleh semua perusahaan di dunia, karena sekarang ini lingkungan kita semakin rusak karena adanya Pemanasan Global (Global Warming). Global Warming terjadi karena kandungan CO2 (Karbondioksida) dalam udara di bumi ini sangatlah melimpah dibandingkan dengan kandungan O2 (Oksigen). Hal ini mengakibatkan efek rumahkaca, yaitu CO2 tidak bisa keluar dari lapisan ozon sehingga suhu di bumi semakin panas, parahnya, lapisan ozon tersebut bisa rusak atau berlubang yang diakibatkan hal tersebut. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya pohon-pohon di dunia ini, banyak sekali pohon di hutan yang ditebangi secara ugal-ugalan dan tidak memikirkan tentang kelestarian lingkungan, pabrik-pabrik besar yang beroprasi terus menerus menyebabkan banyaknya polusi yang dihasilkan, baik polusi udara, air, dan tanah, hal itu yang sangat menyebabkan rusaknya lingkungan alam kita, polusi juga disebabkan oleh kendaraan bermotor. Jadi perusahaan harus memikirkan lingkungan juga, bukan hanya memikirkan profit saja.

B.     TUJUAN GREEN MARKETING
Tujuan dari Green Marketing adalah bukan hanya profit yang dicarinya, tetapi juga kepedulian terhadap lingkungan juga harus diperhatikan. Karena barang atau jasa itu akhirnya sampai ke tangan konsumen atau masyarakat, jadi secara otomatis memberikan wawasan terhadap konsumen atau masyarakat dunia bahwa pentingnya lingkungan sekitar kita, pentingnya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam ini. Meminimalkan kerusakan terhadap lingkungan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan kosumen atau masyarakat.
Menurut John Grant dalam bukunya “The Green Marketing Manifesto”, menjelaskan 3 tahap green marketing, yaitu : Green, Greener, Greenest, yaitu :
1.      Green
Bertujuan ke arah kepedulian lingkungan dengan menonjolkan merek atau produk dari perusahaan yang ramah lingkungan.



2.      Greener
Perusahaan berusaha untuk mencoba merubah gaya konsumen mengonsumsi/memakai produk. Misalnya menghemat kertas dengan cara memakai kertas yang sudah dipakai, untuk mengeprint atau menggunakan hal yang tak penting, menghemat air, menghemat listrik, menghemat pemakaian AC.

3.      Greenest
Perusahaan berusaha merubah gaya konsumen atau budaya konsumen untuk lebih peduli tehadap lingkungan.


C.    PENTINGNYA GREEN MARKETING
Setiap kegiatan industri di mana saja, kita membutuhkan sumber daya, bukan hanya sumber daya alam saja, akan tetapi membutuhkan sumber daya lain, sumber daya di bumi ini jumlahnya terbatas, jadi harus bisa dilakukan penghematan pemakaian sumber daya tersebut mengingat semakin lama, sumber daya tersebut akan habis. Jadi konsep green marketing sangat penting dan sangat cocok dilakukan karena kita harus memanfaatkan keterbatasan sumber daya tersebut dengan efektif dan efisien. Selain untuk menghemat sumber daya, konsep green marketing memiliki pengaruh yang baik terhadap lingkungan. Pentingnya green marketing adalah sebagai pembelajaran terhadap konsumen atau masyarakat.


D.    FAKTOR PENDORONG GREEN MARKETING
Faktor pendorong terjadinya green marketing adalah keadaan lingkungan yang semakin rusak. Untuk memanfaatkan peluang dalam mencapai tujuan, perusahaan mempunyai kewajiban dalam bidang sosial dan lingkungan, Pemerintah memaksa atau mengharuskan perusahaan peduli terhadap lingkungan, pesaing yang menggunakan metode tersebut, sehingga kita harus mengikutinya, mengurangi pemborosan pengeluaran. Terdorong dari isu kerusakan lingkungan bisa menjadi motivasi bagi perusahaan untuk lebih menghargai lingkungan. Semakin panasnya udara, membuat perusahaan akan lebih banyak menanam pohon, atau melakukan penghijauan di area pabrik mereka atau bahkan bisa memperluas reboisasi.



E.     PERMASALAHAN DALAM MELAKSANAKAN GREEN MARKETING
Saat ini persahaan-perusahaan di dunia sedang gencar-gencarnya menggalakan Green Marketing, namun, hal tersebut gagal dalam pelaksanaanya, karena minimnya dukungan dari pemerintah, dan mahalnya harga produk. Penggunaan Green Marketing harus yakin bahwa tindakan tersebut tidak menyesatkan konsumen. Dalam memodifikasi produk, terkadang tidak sesuai dengan selera konsumen, jadi, barang tidak laku dijual. Susahnya menyesuaikan produk yang sangat ramah lingkungan. Biaya Reaserch and Defelopment yang sangat tinggi, terkadang mengakibatkan perusahaan ragu-ragu untuk meneliti dan memodifikasi produk. Terbiasanya perusahaan yang dulunya tidak menerapkan hal tersebut, tiba-tiba harus berubah menjadi green marketing. Pesaing dari lain perusahaan dapat mengakibatkan susahnya perusahaan untuk melakukan perubahan. Terkadang para perusahaan curang, dengan melakukan pemberian label atau tulisan “ramah lingkungan”, “bebas ozon”, bukan berarti produk tersebut ramah lingkungan atau bebas ozon, produk mereka sebenarnya sama saja, akan tetapi, para perusahaan yang curang, menipu konsumen.

F.     KEUNGGULAN MENJADI GREEN MARKETING
a.       Saat perusahaan menerapkan green marketing, Image produk akan naik dan memiliki citra yang positif dipandangan masyarakat atau konsumen.
b.      Isu lingkungan yang benar-benar menjadi kebutuhan konsumen
c.       Kecintaan pada lingkungan akan menjadikan merek produk lebih inovatif.
d.      Memberi pelajaran terhadap konsumen atau masyarakat untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan.
e.       Membuat bumi lebih aman dan lebih indah.
f.       Mengurangi global warming.

G.    CARA MENJADI PERUSAHAAN GREEN MARKETING
a.       Dimulai dari Lingkungan Perusahaan
Lingkungan perusahaan dimanfaatkan untuk pertama-tama menjadi hijau, dengan cara, menanami pohon di area perusahaan, mengecat tembok perusahaan dengan warna hijau. Hal tersebut akan membiasakan bagi masyarakat perusahaan melihat kelestarian alam, secara otomatis, masyarakat perusahaan akan mencintai lingkungan. Sehingga untuk lebih lanjut menuju proses Go Green akan lebih mudah.
b.      Penghematan Bahan Bakar
Perusahaan yang menerapkan green marketing harus menghemat bahan bakar, karena, apabila perusahaan menghemat bahan bakar, pemakaian bahan bakar akan berkurang dan akan menghemat cadangan sumber daya alam.
c.       Penggunaan Bahan Baku yang Ramah Lingkungan
Bahan baku adalah satu hal yang penting dari suatu proses produksi, apabila bahan baku yang digunakan ramah lingkungan, akan semakin baik efeknya terhadap lingkungan.
d.      Penggunaan Kemasan yang Ramah Lingkungan
Kemasan sebaiknya terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, lebih baik lagi apabila kemasan tersebut terbuat dari daur ulang produk atau produksi yang gagal, sehingga hal itu akan mengurangi pengeluaran dari perusahaan. Penggunaan kemasan yang dapat di daur ulang menjadi hal yang membuat konsumen tertarik untuk membeli, selain dapat di daur ulang, kemasan dapat dijadikan kompos, atau bisa berbaur dengan tanah agar tidak merusak lingkungan dan agar lebih mudah untuk mempergunakannya
e.       Desain yang Hijau
Desain kemasan harus bertemakan Green atau lingkungan, karena, Kemasan adalah yang pertama dilihat oleh konsumen, apabila kemasan menarik, maka konsumen akan lebih suka dan akan memilih produk tersebut. Dalam desain kemasan, untuk lebih menjelaskan bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan, dalam kemasan diberi tulisan “Buanglah sampah pada tempatnya”.
f.       Kegiatan di Luar Perusahaan
Apabila perusahaan sudah berhasil menciptakan produk yang baik terhadap lingkungan, maka perusahaan harus lebih mempromosikan perusahaan dan produk yang dibuatnya, dengan cara melakukan sosialisasi tentang lingkungan, Untuk lebih memperkenalkan produk dari suatu perusahaan, sebagai contoh : Perusahaan bisa melakukan kegiatan yang sifatnya melakukan reboisasi diluar pabrik, hal itu akan membuat image sebuah perusahaan atau produk menjadi baik, kegiatan tersebut melibatkan masyarakat luar agar masyarakat yang belum tahu produk tersebut menjadi tahu, dilakukan promosi produk. Perusahaan melakukan kegiatan sepeda santai, hal itu mengakibatkan masyarakat terbiasa menggunakan sepeda, dan meninggalkan sepeda motor atau mobil mereka, hal tersebut sangat menguntungkan, selain untuk menyehatkan tubuh, pemakaian BBM bisa dikurangi, gas emisi buang kendaraan juga berkurang, dan mengurangi global warming.



g.      Iklan
Untuk lebih menonjolkan produk yang Green, iklan yang ditampilkan seharusnya berbau lingkungan, agar masyarakat yang melihat dan tertarik akan membeli produk dan akan menjaga lingkungan hidup mereka.

ANALISIS
Kenyataan dalam vidio  menjadi tanda tanya tentang perlunya perusahaan memasukkan isu lingkungan ke dalam strategi marketing, dimana isu lingkungan tentu akan menambah biaya karena akan menjadi item pengeluaran baru pada proses pencarian informasi tentang keadaan lingkungan, preferensi green consumers, pengembangan produk baru; periklanan, pembuatan kemasan, dan bentuk-bentuk komunikasi pemasaran lainnya, sedangkan dampaknya terhadap kinerja pemasaran dan kinerja keuangan belum tentu didapatkan. Namun dengan semakin gencarnya tekanan publik dan peraturan pemerintah, menjadi keharusan bagi perusahaan untuk memperhatikan masalah lingkungan dan memastikan bahwa proses yang dilakukan dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan memenuhi standar keamanan bagi lingkungan hidup.
Bukan hanya menjadi keuntungan bagi lingkungan saja, namun keuntungan bagi perusahaan untuk menjaga profitabilitas dalam jangka panjang,  Membantu untuk mengakses pasar baru dan mendapatkan keunggulan bersaing, Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan sehingga menciptakan consumer behaviour yang green consumers.
Lalu apa langkah yang harus dilakukan sebagai konsumen? Salah satunya adalah merubah gaya hidup. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Merubah persepsi kita akan pentingnya lingkungan bagi kehidupan jangka panjang. Misalnya, berhemat dalam pemakaian air, memanfaatkan lampu listrik secara bijak, dan lain sebagainya.
Lingkungan ini milik kita semua, kesehatan lingkungan berada ditangan kita semua. Konsep Green Marketing dan Green Product adalah salah satu cara untuk menghasilkan profit jangka panjang tanpa merusak ekosistem dan kelestarian lingkungan yang ada dengan cara peduli pada dampak apa yang dihasilkan dan cobalah untuk memperbaiki hal tersebut. Jadilah masyarakat yang cerdas.


DAFTAR PUSTAKA

http://allaboutjayabangsa.blogspot.co.id/2013/07/green-marketing.html

Minggu, 06 November 2016

MAKALAH ANALISIS KAMPUS IMWI

TUGAS MANDIRI
MAKALAH ANALISIS KAMPUS IMWI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Strategi
slider-girlDosen : Tubagus Wahyudi







Nama : Wisnu Septyan Martin
Jurusan : Administrasi Bisnis

Institut Manajemen Wiyata Indonesia
Jalan Gudang No. 7 – 9 Kota Sukabumi 43112 Jawa Barat Indonesia
Telp. (0266) 235 717




BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang kualitas masyarakat saat ini, kesalahan dalam menjalankan pendidikan menjadi faktor utama dalam kegagalan bangsa. Kualitas yang diterapkan dalam suatu proses pendidikan menjadi prioritas utama dalam membangun sisi positif suatu perilaku masyarakat kedepannya, prilaku positif menjadi tolak ukur dalam membangun suatu intensitas bangsa. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang.
Manajemen strategi merupakan salah satu ilmu dalam merencanakan serta mengevaluasi suatu proses, agar menjadi dampak positif yang dihasilkan dalam perkembangan dikemudian hari. Artinya dalam proses pendidikan juga perlu menggunakan manajemen strategi, karena apa yang direncanakan dan diaplikasikan berikutnya adalah cikal dari adanya dampak di masa yang akan datang.
Disini Institute Manajemen Wiyata Indonesia Merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi, dimana penulis menyajikan dan mengukur seberapa besar penerapan manajemen strategi yang diterapkan di Kampus IMWI tersebut. Oleh karena itu penulis menjadikan fenomena yang terjadi menjadi bahan analisis penulis dalam mengerjakan Makalah yang berjudul Analisis Kampus IMWI.


    




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Institute Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI)
Institut Manajemen Wiyata Indonesia dengan akronim IMWI, adalah sebuah Perguruan Tinggi Swasta yang terletak di Kota Sukabumi, Jawa Barat, yang secara geografis berada di antara Kota Jakarta dan Kota Bandung. Kota Pegunungan yang memiliki udara yang sejuk yang berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut dan terletak di kaki Gunung Gede yang megah.
IMWI berada di bawah naungan Yayasan Wiyata Indonesia yang diprakarsai oleh Ibu Dra. Mariati Tirta Wiyata MBA dan Bapak Bambang Somantri Wijaya, SE. dengan semangat kecintaan pada anak-anak Indonesia dan kepedulian terhadap masa depan mereka.
Pengangguran angkatan kerja Indonesia, bahkan pengangguran di tingkat sarjana yang tidak kunjung berakhir merupakan masalah yang menggerakkan Ibu Mariati bersama Bapak Bambang bertekad untuk memberikan waktu, tenaga, pikiran serta materi yang mereka miliki untuk memperjuangkan putra putri bangsa khususnya yang berada di daerah Sukabumi dan sekitarnya untuk memiliki perbaikan kehidupan khususnya dari sisi status pendidikan dan juga tingkat sosial ekonomi mereka.
Perjuangan diawali dengan mendirikan lembaga pendidikan vokasi pada tahun 2006 di mana peserta didiknya yang sudah lulus SMA/SMU sederajat dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai, berkualitas dan dilengkapi dengan kemampuan berbahasa Inggris dan Mandarin, sehingga mereka dapat bersaing di dunia kerja, baik untuk sektor industri maupun sektor jasa.
Dalam perkembangan selanjutnya, pendiri Yayasan Wiyata Indonesia ingin dapat lebih berperan aktif dalam mengembangkan pendidikan dan keilmuan, serta memberikan diri dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Sesuai dengan arti kata WIYATA itu sendiri, wujud perjuangan yang ditempuh tentu memiliki tujuan agar anak-anak Indonesia mendapat pendidikan yang memadai, berkualitas dan memiliki masa depan yang lebih baik sehingga dapat siap menghadapi persaingan dalam era globalisasi, sebagai bangsa Indonesia yang maju, berjiwa entrepreneur dan memiliki komprehensif intelektual serta berkepribadian nasional Indonesia. Maka Yayasan Wiyata Indonesia mengajukan permohonan izin pendidikan tinggi kepada pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi memberikan izin kepada Yayasan Wiyata Indonesia dengan Nomor 505/E/O/2014 untuk menaungi dan mengoperasikan Institut Manajemen Wiyata Indonesia atau IMWI agar dapat lebih berperan serta dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
INSTITUT MANAJEMEN WIYATA INDO­NESIA (IMWI) merupakan lembaga pendidikan yang berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Sukabumi, dengan alamat Jalan Gudang No. 09 RT. 03/05 Kelurahan Kebonjati Kecamatan Citamiang. Lembaga ini memiliki maksud dan tujuan di bidang sosial khususnya bidang pen­didikan yaitu untuk menghasilkan tenaga ahli/ Manajer, dan para pengusaha muda yang berori­entasi pada kebutuhan dunia bisnis dan industri, dan pengembangan usaha, pada tingkat regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut lembaga menjalank­an kegiatan program pendidikan tinggi di bidang manajemen dan bisnis yaitu jurusan Administrasi Bisnis, Akuntansi, Ilmu Administrasi Perkantoran, Komunikasi, Manajemen serta Sistem Informasi.










B.   Visi dan Misi Institute Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI)
Institut manajemen wiyata indonesia (imwi) memiliki maksud dan tujuan di bidang sosial khususnya bidang pendidikan yaitu untuk menghasilkan tenaga ahli/ Manajer, dan para pengusaha muda yang berorientasi pada kebutuhan dunia bisnis dan industri, dan pengembangan usaha, pada tingkat regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut lembaga menjalankan kegiatan program pendidikan tinggi di bidang manajemen dan bisnis yaitu jurusan Administrasi Bisnis, Akuntansi, manajemen, Komunikasi, Sistem Informasi serta Desain Grafis.
Visi
Menjadi  Lembaga Pendidikan Tinggi Berkualitas Dalam Menghasilkan Sumber Daya Manusia  Profesional , Berbudaya, Baik Dan Memenuhi Kebutuhan Dunia Kerja.
Misi
1.    Menghasilkan lulusan yang bertakwa  kepada Tuhan Yang Maha Esa, Unggul, dan berdaya saing dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja
2.    Meningkatkan mutu dan relavansi melalui pendidikan dan pembelajaran, penelitian, dan pengembangan ilmu, serta pengabdian kepada masyarakat
3.    Menyelenggarakan manajemen pendidikan yang berkualitas dan akuntabel, melalui pembangunan organisasi yang sehat, dengan penguatan tata kelola dan pencitraan public. Menuju perguruan tinggi yang mandiri

Berikut ini akan diuraikan perbandingan IMWI dan perguruan tinggi lain yang ada di Sukabumi menggunakan Matrik EFE, EFI dan CPM :
Tabel Matriks EFE
  Faktor Eksternal Kunci
Bobot
Rating
Skor
(a)
(b)
(axb)
Peluang ( Opportunities )
     1
fokus mencetak lulusan yang berjiwa entrepreneur
12
3
36
     2
    daya beli masyarakat yang meningkat
10
2
20
     3
peraturan perguruan tinggi yag semakin disiplin
14
4
56
     4
akses teknologi dan informasi yang mudah
12
3
36
     5
jumlah penduduk yang besar
10
2
20
     6
Lokasi yang strategis
7
2
14
Ancaman (Threaths)
     1
kondisi pemerintah yang tidak stabil
10
2
20
2
pola pikir masyarakat tentang pergguruan tinggi yang masih rendah
13
3
39
3
persaingan yang tidak sehat
12
4
48
Total
100
Tabel Matriks EFI
  Faktor Internal Kunci
Bobot
Rating
Skor
(a)
(b)
(axb)
Kekuatan ( Strenghts )
1
proram pengembangan SDM yang terpadu dan professional
7
2
14
2
program akses kerja yang unggul
12
4
48
3
sistem pembelajaran student center
10
2
20
4
jaringan kerjasama perusahaan dan pemerintah yang baik
7
2
14
5
penerapan tata tertib dan sistem kedisiplinan yang tinggi
12
4
48
6
pelatihan kepemimpinan dan nasionalisme
10
3
30
Kelemahan ( Weaknesses)
1
brand yang belum dikenal masyarakat luas
7
2
14
2
mahalnya biaya pendidikan
10
4
40
3
kuantitas lulusan yang masih sedikit
12
4
48
4
akreditasi
13
4
52
Total
100
Competitive Profile Matrik ( CPM )
Faktor
Penentu Keberhasilan
Institute Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI )
Bina Sarana Informatika (BSI) 
Universtitas Muhammadiyah Indonesia (UMI)
Bobot
Rating
Skor
Rating
Skor
Rating
Skor
Eksistensi Perguruan Tinggi
15
2
30
4
60
3
45
Fasilitas
10
2
20
4
40
4
40
Sistem belajar
10
4
40
3
30
2
20
Biaya Perkuliahan
10
2
20
3
30
3
30
Akses Kerja
15
4
60
3
45
2
30
Pendidikan Karakter
15
4
60
2
30
2
30
Lokasi Perguruan Tinggi
15
4
60
2
30
2
30
SDM Pengajar
10
3
30
2
20
2
20
TOTAL
100

320

285

245

Kesimpulan
Matrik IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan utama perusahaan terhadap fungsi-fungsi bisnisnya, sedangkan matrik EFE memungkinkan perencana strategi untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal seperti : Ekonomi, politik, sosial, teknologi dan kondisi persaingan. Kedua matrix tersebut menggambarkan kondisi perguruan swasta IMWI Kota Sukabumi. CPM adalah sebuah alat manajemen strategi yang tepat dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam matrix ini terdapat membandingkan perguruan tinggi swasta IMWI dan kedua pesaingnya yaitu Universitas Muhammadiyyah dan Bina Sarana Informatika. Dari matrix tersebut kita dapat simpulkan bahwa pesaing lebih unggul dari segi jumlah tenaga pengajar serta dari eksitensi kampus, karena kedua pesaing merupakan kampus yang sudah lama berdiri dibandingkan dengan IMWI. Mengenai  akses kerja IMWI masih dibawah BSI, seperti yang kita ketahui BSI bekerjasama dengan beberapa perusahaan dan Dinas tenagakerja untuk mengadakan Bursa Tenaga Kerja dengan menghadirkan beberapa perusahaan dan peserta dari bursa tersebut untuk mahasiswa BSI, Alumni BSI serta masyarakat lain. Sedangkan keunggulan IMWI dalam akses kerja yaitu berfokus pada mahasiswanya.

Saran
Kedepan IMWI lebih gencar lagi dalam mempromosikan kampus kepada masyarakat Kota Sukabumi. Meningkatkan sarana dan prasana serta perluasan untuk akses kerja bagi Almumni dan mahasiswanya.







Daftar Pustaka
Jurnal “COMPETITIVE PROFILE MATRIX SEBAGAI ALAT ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK ATAU JASA,MOHD. HARISUDIN”